Manusia akan diuji dengan kecintaan pada lawan jenis, anak-anak, perhiasan (emas dan perak), kendaraan (dulu kuda), hewan peliharaan dan juga lahan pertanian.
.
Terkait ini, As-Sa’di menafsirkan bahwa menyikapi hal-hal di atas manusia terbagi menjadi dua golongan:
.
Pertama, golongan yang menjadikan semua itu sebagai tujuan. Oleh karena itu, pikiran, hati dan perbuatan mereka tertuju kepadanya sehingga membuat mereka lupa terhadap sesuatu yang karenanya mereka diciptakan, yaitu ibadah. Mereka tidak ubahnya seperti binatang yang hanya mengejar kesenangan. Mereka tidak peduli bagaimana cara memperoleh kesenangan itu, ke arah mana mereka salurkan dan keluarkan. Semua yang mereka kejar ini sesungguhnya bekal mereka ke negeri tempat kesengsaraan.
.
Kedua, mereka mengetahui maksud dari semua itu, dan bahwa Allah menjadikannya sebaga ujian dan cobaan bagi hamba-hamba-Nya agar diketahui siapa yang lebih mendahulukan ketaatan dan keridhaan Allah daripada kesenangan itu, oleh karenanya mereka menjadikan semua itu sebagai sarana menuju akhirat. Mereka gunakan kesenangan itu untuk dapat membantu memperoleh keridhaan-Nya. Memang mereka memegang semua itu, namun hati mereka tidak memegangnya, dan mereka tahu bahwa semua itu merupakan kesenangan kehidupan dunia.
.
Semua itu hanyalah perhiasan dunia. Allah memiliki hal yang lebih baik. Apakah itu?
.
Surga. Ya, Allah mengabarkan bahwa surga lebih baik dari perhiasan dunia yang disebutkan tadi. Hanya saja, surga diperuntukkan bagi orang yang bertakwa. Bagi penghuni surga, pasangan yang suci dan keridhaan Allah adalah segalanya. Allah Maha Melihat para hamba-Nya. Siapakah hamba-Nya itu?
.
Pertama, orang yang sering melantunkan doa, “Ya Allah, kami telah beriman, maka ampunilah dosa-dosa kami dan hindarkan kami dari api neraka.”
.
Kedua, orang-orang yang sabar dalam melaksanakan ketaatan dan meninggalkan keburukan serta sabar dalam menghadapi cobaan yang menimpa mereka.
.
Ketiga, orang yang senantiasa jujur di dalam ucapan dan tindakan mereka.
.
Keempat, orang yang taat sepenuhnya kepada Allah.
.
Kelima, orang yang menginfakkan harta mereka di jalan Allah.
.
Keenam, orang-orang yang rajin memohon ampun kepada Allah di penghujung malam, karena doa yang dipanjatkan pada waktu itu mudah dikabulkan, dan pada waktu itu hati manusia masih kosong dari kesibukan-kesibukan.
.
Keenam, orang-orang yang rajin memohon ampun kepada Allah di penghujung malam, karena doa yang dipanjatkan pada waktu itu mudah dikabulkan, dan pada waktu itu hati manusia masih kosong dari kesibukan-kesibukan.
.
Semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada kita untuk selalu zuhud akan dunia dan fokus pada ketaatan menghamba hanya kepada-Nya. Wallahu a’lamu bish-shawaab.
.
Tegal Caang, 24 Februari 2020, 05:14