Hikmah Pendidikan

Empat Surat Al-Quran Pertama dan Implikasinya bagi Peningkatan Kualitas Guru: Bagian Ketiga

Surat keempat yang turun adalah al-Muddatstsir. Surat ini terletak pada juz 29 nomor 74. Ayat-ayat awal pada surat ini mengindikasikan instruksi untuk mengajar dan memperingatkan orang lain. Di sini kompetensi pedagogis dan sosial menjadi dominan. Dua kompetensi ini harus dimiliki seorang guru dalam mendidik para siswanya.

Mengutip Dede Rosyada, pedagogi yang sering dipahami sebagai ilmu tentang pembelajaran, ternyata memiliki kontek yang lebih luas dari teaching skill. Pedagogi tidak hanya merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proses dan hasil belajar siswa, melainkan juga mencakup aspek-aspek lain pembelajaran yang mendukung peningkatan kualitas hasil pembelajaran.

Sementara itu, dalam konteks kompetensi sosial guru, Dede Rosyada mengemukakan bahwa signifikansi kompetensi sosial bagi guru bisa dirasakan dalam banyak konteks sosial. Salah satunya dengan para stakeholder sekolah, termasuk di dalamnya para pelanggan sekolah, pengguna lulusan sekolah, dan tokoh-tokoh masyarakat yang sangat berpengaruh dalam proses pemajuan sekolah.

Signifikansi juga dirasakan dengan kolega mereka di sekolah dan para siswa yang prestasinya berada di tangan guru sendiri. Para siswa harus dihantarkan oleh para guru untuk bisa masuk dalam komunitas profesi, jasa, pedagang, atau bahkan harus mampu mempersiapkan para siswa untuk menjadi pengusaha yang sangat membutuhkan relationship dengan masyarakat luas.

Dari perspektif ilmu Al-Qur’an, surat al-Mudatsir termasuk surat yang diturunkan Allah di Makkah, setelah surat al-Muzammil. Saiful Bahri menjelaskan bahwa surat ini secara umum memiliki isi yang serupa dengan surat sebelumnya, yaitu tentang perintah langsung Allah kepada Nabi Muhammad saw untuk menyerukan dakwahnya. Bedanya, jika dalam surat al-Muzammil, Allah lebih menitikberatkan pada persiapan mental dan bekal seorang dai atau nabi yang akan mengemban risalah dakwah-Nya, maka dalam surat ini Allah memberitahukan langkah praktis yang mesti diambil seorang pengemban risalah.

“Hai orang yang berselimut. Bangunlah, lalu berilah peringatan!” (QS.74: 1-2). Demikian bunyi ayat pertama dan kedua. Ini bisa dijadikan sebuah teguran keras bagi para pendidik untuk senantiasa bangun dan bangkit menanggalkan kemalasan dalam proses mengajar dan mendidik.

Ayat selanjutnya, “Dan Tuhanmu agungkanlah!” (QS.74:3) menyiratkan bahwa sehebat-hebatnya seorang guru, masih ada yang Maha Hebat dalam hal apa pun. Seorang guru mengagungkan Allah sehingga segala bentuk kemegahan dan kemewahan dunia akan kecil dalam pandangannya.

“Dan pakaianmu bersihkanlah”. (QS.74: 4). Seorang guru perlu memperhatikan penampilan fisiknya, bersih dan menarik. Memelihara kebersihan adalah cermin keimanan seseorang.

“Dan perbuatan dosa tinggalkanlah”. (QS.74: 5). Setelah guru senantiasa merawat kebersihan fisik, ia harus menyempurnakannya dengan kebersihan batin dengan menjahui serta meninggalkan segala macam bentuk dosa.

“Dan jangan kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak”. (QS.74: 6). Selain fisik dan psikis, kesempurnaan seorang guru akan terlihat dari kemampuannya meningkatkan kesehatan spiritualnya. Dalam konteks ayat ini keikhlasan menjadi indikator kesempurnaan itu. Karakter ini akan membuat seorang guru kuat dan tangguh dalam semangat kerja tanpa pamrih. Guru juga tidak akan menganggap dirinya sudah berbuat banyak sehingga ia merasa hebat dan berjasa bagi orang banyak.

“Dan untuk (memenuhi) perintah Tuhanmu, bersabarlah”. (QS.74: 7). Ayat terakhir ini menggambarkan bahwa proses pendidikan seorang guru tidak selalu sesuai rencana dan mendapat penerimaan yang baik. Kesabaran dan persiapan mental yang juga telah disinggung dalam surat al-Muzammil menjadi bekal bagi seorang guru untuk semakin siap menerima reaksi apa pun.

Semoga dengan mengambil pelajaran dari empat surat Qur’an yang pertama kali diturunkan menjadikan kita sebagai seorang guru yang bekerja keras, bekerja cerdas dan bekerja ikhlas. Selamat Hari Guru Nasional 2017!

2 thoughts on “Empat Surat Al-Quran Pertama dan Implikasinya bagi Peningkatan Kualitas Guru: Bagian Ketiga”

  1. Duh berat juga ya bahasannya. Beda sama curahkan emak2 yang diomongin masalah ringan2 aja. Hahaha…

    Senang bisa jumpa dan memperpanjang silaturahmi. Ayo diupdate lagi Blog nya. Dua bulan kosong nih. Jangan sampai nanti dikontrak orang lain, hehehe…

    1. hatur nuhun teh Okti … hehe, kaleresan tulisan ieu didamel pas menyambut Hari Guru Nasional 2017. abdi langkung aktif ti blog nu hiji deui, margi sadidinten kedah diupdate nu eta mah.
      alhamdulillah, tiasa tepang sareng blogger Cianjur, mugia janten awal silaturahim nu manjang teras. haturnuhun

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *